Friday, December 15, 2006

Memberi-Menerima & Mengampuni-Diampuni

Memberi dan menerima, mengampuni dan diampuni. Entah kenapa dalam masa2 advent begini, saya suka merenungkan dan mengartikan arti kata2 tersebut. Why?



Dalam hidup pasti kita mempunyai problema. Namanya juga hidup, toh kalo kita tdk hidup kita tdk akan mengalaminya. Iyalah..sapa juga tahu kan yah...Cerita menarik yg kuhadapi dalam satu masa dalam kehidupanku.
Seorang teman yg juga seorang ibu rumah tangga, karier bagus,dikarunia anak dan suami yg baik (sebut saja X). Ku tidak begitu dekat banget dgn nya, tapi aku pernah mengenalnya dan pernah juga berselisih pendapat dan paham dengannya. Berbagai ragam cerita dan rumor yg dulu pernah kudengar mengenainya, tapi aku tidak pernah tahu dan menganggap itu tdk begitu berpengaruh terhadap hidup dan kehidupanku. (sebelum cerita ini berlanjut, saya pribadi mohon minta maaf bila si "X" atau siapa aja yg entah itu temannya, saudaranya atau apanya ajalah yg baca postingan ini, mohon jangan tersinggung. Saya tidak ada bermaksud buruk atau berniat jahat terhadap dia atau sapa saja. Saya cuma menganggap ini sebagai pelajaran bagi saya, ato org lain yg merasa postingan ini berguna atau bermanfaat dan bahan perenungan saya pribadi dan lewat inilah saya merasa ditegur olehNYA dan dengan mengahadapinya saya merasakan campurtanganNYA dan betapa besar cintaNYA kepada saya dan kepada kita semua yg mau menjalankan semua ajaran dan perintahNYA serta menjauhi semua laranganNYA. Sekali lagi maap, saya bukan hendak menggurui atau berlagak sok alim atau jaim)

Puji Tuhan juga, jk tidak ada halangan saya bakalan pindah,mendapat bos yg baru,suasana kerja yg baru, job yg baru, tanggung jawab yg baru dan aku bahagia banget, doaku yg telah lamaaaa banget, dijawab olehNYA (read : semua itu akan indah pada waktunya).
Meraih suatu kesempatan dan menjalaninya merupakan suatu tantangan yg cukup berat. Jika kita hadapi dengan kesabaran dan sukacita serta ucapan syukur padaNYA tentu akan membuat hidup ini terasa berarti. Suatu masa dalam kehidupanku,aku dengan bekerja baek2 dan tiba2 diphk tanpa ada sebab, saat aku baru selesai menjalani persalinan putri kami yg kedua merupakan suatu pukulan berat bagiku, cukup berat karena saat itu aku menghadapinya sendiri beserta putri sulungku dan putri keduaku yg masih berumur beberapa hari saat aku diphk. (read : suami tercintah lagi tugas keluar).Hatiku menjerit, batinku berontak, bertanya terus kenapa aku diberhentikan, aku salah apa?, tiada warning letter, tiada peringatan, aku dipecat begitu saja. Kubersabar diri, berdoa padanya dan senantiasa minta kekuatan padaNYA. Simpang siur cerita diluar sana ttg aku, berbagai rumor, mulai dari yg baek2 sampai yg jahat, mulai dari a sampai z, entah itu ditambahi ataupun dikurangi,aku hy bs mendengar dan berdoa. Aku tdk bs berbuat apalagi dan hanya DOA lah kekuatanku. Berkat kemurahan hati seorg sahabat, aku kembali bekerja dgn melalui tahapan seorg pencari kerja, spt wawancaralah dan segala macam tetek bengek persyaratan penerimaan pegawai baru. Dan suatu sukacita penuh lagi,dan tak henti2nya aku mengucap syukur "tk's GOD, Dia Bapa yg sungguh baik", tdk beberapa lama aku bekerja, sebuah tawaran menarik dan bagus datang kepadaku, puji TUHAN, setelah mengahadapi beberapa interview, aku dinyatakan "acceptable" dan aku bakalan pindah.)
Aku diuji dan ditegur lagi olehNYA. Utk lebih bersabar lagi dan lebih bergumul lagi dalam doa2 pergumulanku. Aku menjalaninya dengan penuh sukacita, walau aku tahu dan dgr banyak cerita dan gossip yg menggerikan dan membuat hatiku menangis, tapi aku tetap bersabar dan berserah padaNYA.
Aku menahan diri dan mencoba utk tetap tenang, utk masa penantian yg menurutku terkesan diundur dan diperlambat. Biarlah, aku berserah padaNYA. Tiada satu pun kekuatan didunia ini yg dpt mengalahkan Kasih KaruniaNYA dan betapa ajaib dan heran DIA, Amien.
Aku bertanya pada "x" yg sampai sekarang aku sungguh menyesal kenapa aku hrs bertanya kepada dia ( penyesalan selalu datangnya terlambat), krn menurut salah seorg teman dia tahu ttg hal ini. Tidak terbayang oleh ku sambutan dari dia yg begitu ketus dan nada tinggi setiap menjawab setiap pertanyaanku. Well, aku terima kondisi tsbt, tpi aku tdk terima akan nada tingginya yg seolah olah aku ini mempunyai utang atau sesuatu yg harus aku pertanggung jawabkan kepadanya. Aku tdk terima, tpi aku tdk membantahnya atau melawannya saat itu, aku pikir percuma saja, toh aku juga sdh tahu karakter dia, walau kali ini aku yg kena siraman keketusannya. Aku pikir mungkin dia lagi bete, atau jutek, saat aku nelpon dia, tapi kenapa mesti begitu terhadap aku, aku salah apa? Well, aku diemin semuanya, walau saat itu aku pengen nangis, tapi sudahlah tidak apa2 batinku berkata. Kondisiku saat itu sdg sedih, dan aku sempat cerita keseseorang yg kupercaya. Selang beberapa hari, "x" telpon aku dgn marah2 dan berkata kata dgn kata yg cukup menyakitkanku dan mengungkit semua cerita2 yg lalu.
X : lo jgn ganggu kehidupan gw yah
saya : yg ganggu sapa? kamu kenapa?
X : lo jgn belagak sok ngadu ngadu dan cerita ttg gw yah!
saya : yg ngadu sapa? terus yg ngomong kekamu sapa?
X : ada deh, pokoknya dari sumber yg terpercaya!
saya : iyah, kalo boleh saya tahu sapa dia?
X : pokoknya ada deh!
saya: saya salah apa?
X : buat apa kamu cerita2 ttg gw ketus ama elo dan nada tinggi ngomong ke elo di telp?
saya : iyah gw jg bertanya sama kamu, knp kamu ketus dan nada tinggi ngomong kesaya, saya tanya baek2 jawab kamu begitu
X : terserah gw dong, gw kan saat itu lagi bete, wajar donk kalo gw ketus ngomong, emang elo kagak pernah ngomong ketus keorg lain, emang elo tahu suasana hati gw saaat itu?
saya : (dalam hati berkata), oh GOD, segitunya dia????
Saya : ok, sekarang maksud elo itu apa?
X : please yah jgn ganggu kehidupan saya
saya : oh my GOD, yg ganggu sapa? lagian sapa yg mau usik kamu?
dstt.............
saya : well, kalo kamu tdk mau kasih tahu sapa org yg cerita kekamu itu, tidak apa2. Saya minta maap yah, kalo kamu marah akan hal ini (sebenarnya aku jg binggung knp aku hrs berkata begitu. Tapi aku sadar tdk salah kan yah, aku minta maap)
X : diam sejenak dan langsung meletakkan gagang telpon

Dan pembicaraan itu kondisinya buruk sekali sehingga aku tdk mampu utk menuliskannya semua disini. X sempat berucap akan hal2 kebaikan yg pernah dilakukannya kepadaku, entah itu benar ato tdk aku tdk tahu. Itu menurut pengakuaannya. Ada suatu kondisi dimana dia sempat datang kepadaku dan aku tidak sempat melakukan kunjungan balasan terhadapnya. Dia berkata sempat bantu aku cari2 info dan lowongan sewkt aku dirumah, aku kan tdk tahu, dan aku mana tahu dia itu melakukan atau tdk, dan aku tdk pernah mau tahu hal tsbt. Dan inti dari pembicaraannya Si "X" beranggapan kalo dia suka memberi kebaikan tpi tdk pernah menerima balasan dari kebaikan yg telah diperbuatnya itu . Oh Tuhan... Biarlah sebagai umat beragama dan tahu menjalankan ajaran agama, aku sdh minta maap dan biarlah si"X" tidak mau menerima maapku atau tdk terima semuanya, biarlah. Aku hanya berserah dan berdoa. Semuanya aku ceritakan kepada bapa tercintah. Bapa tentu tdk terima atas sikapnya. Tapi bapa bilang, tidak apa nande, bersabar yah. Tetap doakan dia, agar dia lebih banyak bersabar lagi, dan tdk gampang marah dan tetap bijaksana dalam menanggapi segala sesuatunya. Yah pah. Yg tdk habis pikir nih (jadinya aku menilai dia begitu), dia berbuat kebaikan (memberi) tapi dia menuntut bales (menerima), idih...serem yah..berarti tdk ikhlas dong membantu atau menolong. Didalam kehidupan ini, jk kita pengen menolong org lain, tolonglah, jangan pernah menuntut balesan, jika kita bisa mengampuni dan menerima maap org lain, lakukanlah karena Bapa disorga akan melakuan hal yg sama bagi kita. Bukan gw sok mengajari ttg keimanan dan cara hidup beragama di postingan ini, bukan, sekali lagi bukan. Daku cuma mau share dan berbagai pengalaman saja. Teguran yg kudapat dariNYA akan semua peristiwa ini :
- agar aku bisa lebih peka lagi dgn segala sesuatunya
- agar aku lebih bersabar lagi, dan tetap bergumul dalam doa akan segala sesuatunya
- agar aku lebih smart lagi utk memilih teman utk berbagi suka dan duka dalam dunia kerjaku
- agar aku bisa tetap mengucap syukur karena aku tdk spt dia

Berkat yg berlimpah yg kuterima dariNYA atas peristiwa ini :
- aku jdi semakin kuat dan tegar
- aku jdi tahu mana yg sebenarnya bisa diajak teman utk berbagai suka dan duka
- aku jadi semakin mengerti bahwa dilingkungan kerjaku ini, aku harus berhati hati utk mengemukakan pendapat, ide dan saran karena banyak org2 yg tdk dapat dipercaya disekitarku (bukan berarti semua begitu yah, tpi kebanyakan begitu adanya)
- aku diberi petunjuk olehNYA, bahwa segala sesuatu itu ada masanya
- aku bersyukur karena DIA telah memberi kekuatan bagiku
- aku bersyukur karena DIA telah membuka mata hatiku dan mata kedaginganku, bahwa masih ada org2 yg perlu urapan kasihNYA
- aku bersyukur karena kasihNYA, aku diberi hati utk tdk dendam dan sifat utk tdk membalas dendam
- aku bersyukur kepadaNYA karena diberi suami yg tercintah, yang takut akan DIA, keluarga yg baek,suami yg sabar,suami yg selalu memandang persolan hidup ini tanpa pernah mengandalkan kedagingannya (read : maap bukan mau memuji suami saya yg tercintah, tapi begitulah dia apa adanya, dan aku dan kedua putriku sgt mencintainya. Dan saya yakin suami yg lainnya juga ada spt ini dan istri mana yg tdk akan membanggakan suami dan anak2nya. )

Doaku dan pintaku kepadaNYA :
Terima kasih ya Yesus, aku memiliki teman dan kondisi tempat bekerja spt saat ini yang mana membuatku utk lebih bertumbuh lagi dalam ajaranMU dan belajar utk banyak berbuat kebaikan, belajar utk bersabar, belajar utk mengalah dan belajar utk melawan sifat kedagingan. Terima kasih ya Yesus, KAU beri aku kesempatan utk menjalani semua persoalan yg rumit bahkan sulit utk kupahami sekalipun sampai aku tdk bisa memecahkannya sendiri dan dengan begitu, aku makin kuat dan tegar. Terima kasih ya Yesus, KAU beri aku nafas kehidupan utk menjalani semuanya ini sehingga aku semakin dewasa dalam iman dan kerohanianku. Terima kasih ya Yesus, dengan persoalan yg kuhadapi ini aku jadi semakin sering akan mengucap syukur padaMU akan segala sesuatunya. Terima kasih ya TUHAN. Amin.

*sekali lagi saya mohon maap bila kamu (read : X) atau temannya atau saudaranya atau apanya aja..atau siapa saja dan dimana saja yg baca postingan ini, saya minta maap. Bukan maksud saya utk gagah2an atau mau cari sapa yg benar sapa yg salah, kiranya jangan tersinggung. Saya ketik ini sebagai curhat hati saya krn saat ini sulit utk memilih teman utk tempat curhat dan berbagai. Dan seperti diawal cerita ini, kiranya postingan ini dapat diambil sebagai bahan perenungan kita ( read : khususnya umat kristiani yg lagi masa advent/masa penantian, menyambut kelahiranNYA, yg sebentar lagi akan kita rayakan.)*

2 comments:

bunbun said...

yang sabar ya nandeee...
Tuhan sayang sama nande kok, makanya dikasi cobaan.

yang tegar yah...
peace...

Anonymous said...

Tuhan emang luar biasa...setiap kejadian Dia pakai untuk membentuk kita...

...manusia menajamkan manusia...lewat orang lain karakter kita dibentuk

Puji Tuhan nande skrg jadi kuat dan bijak....GBU sis...^^